Kontroversi Penayangan Film Suster Keramas

JAKARTA (Pos Kota) – Dicekal MUI Samarinda namun film Suster Keramas ‘bebas’ diputar di sejumlah bioskop di Jakarta mulai Jumat (1/1). Sedikitnya 18 bioskop yang tersebar di penjuru ibu kota memutar film yang menimbulkan pro-kontra tersebut.

Bahkan film kontroversi yang dibintangi bintang porno asal Jepang Rin Sakuragi tersebut, dijubeli penonton. Pengamatan Pos Kota di beberapa bioskop melihat penonton rela mengantre cukup panjang guna bisa menonton.

“Penasaran aja kok banyak ributin film ini,” kata Dewi, 25, warga Galur Senen kepada Pos Kota. “Wah ternyata filmnya memang seru,” sambungnya saat ditemui Bioskop Atrium Senen, semalam.

Film Suster keramas dicekal MUI Samarinda jelang detik-detik akhir pemutaran untuk bioskop. Di Jakarta pun MUI setempat juga sempat menimbang-nimbang, kendati akhirnya film itu akhirnya keburu sudah diputar.

Film produksi Maxima Picture ini memang terlihat cukup vulgar bila dilihat dari trailernya. Ada aksi toples dari Rin Sakuragi yang syur.

“Wah nggak salah kalau diributin,” kata Arif, 19, warga Manggarai. “Adegannya banyak yang vulgar dan bikin segar,” tambahnya.

Film ini menggambarkan kedatangan seorang gadis Jepang ke Indonesia untuk mencari saudaranya yang bekerja sebagai perawat. Persoalan yang kemudian menuai kontroversi adalah beberapa adegan yang dimainkan Rin Sakuragi, terutama yang memamerkan kemolekan tubuh bintang porno tersebut.

Film itu diangkat ke layar lebar berdasarkan cerita beberapa orang yang melihat sosok seorang perawat dengan rambut seperti habis keramas. Lokasi syuting dilakukan di Bogor, Puncak dan Jakarta.

Di negeri asalnya, Rin Sakuragi adalah bintang porno yang lebih nge-top ketimbang Miyabi. Bahkan artis yang sudah merilis lebih dari 20 film porno itu sempat menduduki peringkat dua chart Japanese AV.

(prihandoko/rf)


Komentar Salah Satu Pemain Film Suster Keramas

Kapanlagi.com - Di balik kontroversi film SUSTER KERAMAS yang menggunakan bintang porno Jepang, Rin Sakuragi, pemeran utama lainnya yakni Herfiza Novianti menilai tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Menurutnya film ini murni berisikan komedi, drama, dan horor, serta menampilkan artis Jepang yang sudah berpengalaman dalam film.

"Iya, banyak yang udah berpikiran negatif sebelum menyaksikan, Yang jelas aku pribadi tidak melakukan adegan adegan aneh karena saya punya batasan. Ya, susah kalau belum menyaksikan protes, harusnya nonton dulu. Lagian kan sudah ada badan sensor yang mengatur boleh atau tidaknya tayang, jadi selama lulus badan sensor ya berarti masih layak tonton," katanya kepada KapanLagi.com saat dihubungi via telepon, Minggu (3/1).

Dikatakan Herfiza, film ini sendiri fokus terhadap dirinya dan Rin. Keduanya harus kuat karena ditinggal orang tua. "Ternyata kita itu saudara tapi beda ibu, dan harus kuat menjalani hidup dan juga berpesan jangan berpikir semua cewek Jepang itu buruk dan jangan berpikir ngeres mulu," terangnya.

Lantas, bagaimana dengan adegan mesra dalam film itu sendiri? "Itu hanya salah satu contoh, jangan berpikir ngeres. Dan di akhir film ini mereka yang berpikir ngeres mendapatkan pelajaran," urai Sarjana Komunikasi lulusan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) ini.

0 comments:

Posting Komentar